Apa yang akan Anda lakukan jika Anda sedang berada dalam sebuah perjalanan wisata mewah dimana Anda dikelilingi oleh pemandangan alam yang begitu mengesankan, kumpulan orang-orang dengan penampilan fisik yang tidak kalah atraktif, dan kemudian salah satu detektif paling ternama di dunia, Hercule Poirot, turut serta dalam perjalanan tersebut? Well… sebaiknya Anda berhati-hati karena malaikat maut berada dekat dan mungkin sedang mengincar nyawa Anda. Atau, lebih buruk lagi, rencana pembunuhan yang telah lama Anda susun akan segera diketahui dan diungkap ke khalayak ramai.
Menjadi adaptasi novel petualangan detektif Hercule Poirot karangan Agatha Christie kedua yang ditangani oleh Kenneth Branagh setelah Murder on the Orient Express (2017), novel Death on the Nile yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1937 sebelumnya telah diadaptasi ke berbagai bentuk media lainnya seperti drama radio, drama panggung, serial televisi, permainan komputer, hingga film layar lebar berjudul sama arahan sutradara John Guillermin yang dirilis pada tahun 1978 dan dibintangi nama-nama popular seperti Peter Ustinov, Bette Davis, Mia Farrow, Angela Lansbury, hingga Maggie Smith yang kemudian berhasil memenangkan kategori Best Costume Design dari ajang The 51st Annual Academy Awards. Seperti yang dilakukan oleh versi film arahan Guillermin, adaptasi garapan Branagh yang naskah ceritanya ditulis oleh Michael Green (Jungle Cruise, 2021) juga melakukan perubahan di sejumlah detil cerita dan karakter. Cukup efektif, meskipun penyampaian yang cukup lamban membuat versi terbaru dari Death on the Nile terasa bertele-tele di sejumlah bagiannya.
Paparan misteri dalam Death on the Nile dimulai dengan kisah cinta segitiga antara Jacqueline de Bellefort (Emma Mackey) dengan Simon Doyle (Armie Hammer) dan Linnet Ridgeway (Gal Gadot) yang berakhir dengan Simon Doyle yang kemudian memilih untuk menikah dengan Linnet Ridgeway. Untuk merayakan pernikahannya, Simon Doyle dan Linnet Ridgeway kemudian mengundang sejumlah teman dan kerabatnya – termasuk Euphemia (Annette Bening) dan puteranya, Bouc (Tom Bateman), yang turut mengajak sahabatnya yang juga detektif terkenal, Hercule Poirot (Branagh) – untuk berlayar dan berwisata bersama mengarungi Sungai Nil di Mesir. Siapa sangka, di tengah perjalanan menggunakan kapal pesiar mewah tersebut, Jacqueline de Bellefort muncul dan turut bergabung. Situasi semakin memanas ketika sejumlah kematian terjadi dan mengincar orang-orang yang berada di atas kapal pesiar tersebut.
Dengan durasi pengisahan yang mencapai 127 menit, Branagh menghabiskan hampir setengah dari perjalanan cerita filmnya untuk memperkenalkan barisan karakternya – yang diperankan oleh nama-nama seperti Russell Brand, Letitia Wright, hingga Sophie Okonedo – serta berbagai permasalahan maupun konflik yang menyertai mereka. Tentu saja, barisan permasalahan tersebut juga yang kemudian membuat tiap karakter terlihat memiliki motif maupun dorongan untuk berbuat kejahatan. Penuturan Branagh sebenarnya mampu menyampaikan bangunan cerita yang menjadi penyokong ataupun landasan kisah misteri utama dari Death on the Nile dengan cukup rapi. Namun, konsentrasi yang terpecah pada banyaknya karakter membuat banyak bagian plot pengisahan film menjadi gagal untuk tereksekusi dengan matang. Menarik, namun tidak pernah terasa mengikat.
Intensitas cerita Death on the Nile mulai terasa menanjak beriringan dengan hadirnya kematian demi kematian yang mengikuti perjalanan pasangan Simon Doyle dan Linnet Ridgeway beserta rekan-rekannya. Mereka yang familiar dengan penuturan misteri dari karya-karya Christie tentunya telah cukup mampu untuk memahami arah pergerakan cerita film ini. Arahan Branagh dengan patuh mengikuti formula yang telah diterapkan oleh Christie. Branagh juga berhasil menghidupkan kesan kemewahan klasik yang dibawakan oleh atmosfer pengisahan Death on the Nile dengan garapan sinematografi, desain produksi, tata rias dan rambut, serta tata kostum yang meyakinkan. Namun, mereka yang memilih untuk menyaksikan film ini guna mendapatkan ketegangan cerita akan berbagai trik dan cara yang ditelusuri oleh karakter Hercule Poirot dalam memecahkan kasus yang dihadapinya jelas akan merasa cukup kecewa. Pendalaman konflik serta karakter-karakter yang terasa cukup hambar membuat Death on the Nile tidak pernah dapat memperkuat presentasi misterinya.
Death on the Nile, anehnya, lebih terasa menarik ketika alur pengisahannya berfokus pada sejumlah konflik sampingannya. Kisah romansa antara karakter Bouc dan Rosalie Otterbourne (Wright) yang terhalang restu dari karakter sang ibu selalu mampu memberikan sentuhan emosional yang seringkali terasa minim hadir pada presentasi cerita film ini. Penampilan yang diberikan Mackey, Brand, Rose Leslie, dan Ali Fazal juga cukup berhasil membuat karakter-karakter yang mereka perankan terasa menarik terlepas dari begitu minimalisnya porsi pengisahan yang diberikan pada karakter-karakter tersebut. Branagh sendiri masih dapat memberikan penampilan yang meyakinkan untuk dapat menghidupkan sosok Hercule Poirot meskipun penampilannya seringkali terasa ditutupi oleh penampilan-penampilan dari para pemeran karakter yang memiliki karakterisasi lebih berwarna daripada karakterisasi karakter sang detektif ikonik tersebut.
Directed by Kenneth Branagh Produced by Ridley Scott, Kenneth Branagh, Judy Hofflund, Kevin J. Walsh Written by Michael Green (screenplay), Agatha Christie (novel, Death on the Nile) Starring Kenneth Branagh, Tom Bateman, Annette Bening, Russell Brand, Ali Fazal, Dawn French, Gal Gadot, Armie Hammer, Rose Leslie, Emma Mackey, Sophie Okonedo, Jennifer Saunders, Letitia Wright, Susannah Fielding Cinematography Haris Zambarloukos Edited by Úna Ní Dhonghaíle Music by Patrick Doyle Production companies Kinberg Genre/Mark Gordon Pictures/Scott Free Productions/TSG Entertainment Running time 127 minutes Countries United Kingdom, United States Language English