Dunia mungkin saja tidak merasa familiar dengan nama Richard Williams. Meskipun begitu, dengan obsesi, ego, sikap keras kepala, dan kerja kerasnya, Richard Williams mampu menempa dua sosok atlet perempuan hingga namanya kini selalu dikenang sebagai dua atlet terbaik sepanjang masa: Venus Williams dan Serena Williams. Kisah inilah yang dituturkan oleh sutradara Reinaldo Marcus Green (Joe Bell, 2020) lewat King Richard yang naskah ceritanya ditulis oleh Zach Baylin. Perjalanan tersebut dimulai ketika Richard Williams (Will Smith) menyadari bahwa seorang atlet tenis dapat mengumpulkan penghasilan yang besar setiap tahunnya. Richard Williams kemudian menuliskan rencana hidup jangka panjang sebanyak 78 halaman bagi dua puterinya, Venus Williams (Saniyya Sidney) dan Serena Williams (Demi Singleton), untuk membentuk dan mengarahkan mereka menjadi atlet tenis handal. Bukan sebuah perjalanan mudah. Dengan latar belakang ekonomi pas-pasan serta berasal dari kelompok ras kulit hitam di era dimana tenis didominasi oleh atlet berkulit putih, perjuangan Richard Williams seringkali terbentur berbagai hambatan. Namun, tentu saja, Richard Williams tidak menyerah begitu saja.
Masih cukup sukar untuk menerima kenyataan bahwa sebuah film yang melibatkan kehadiran kisah tentang perjalanan hidup dan karir dari dua sosok atlet perempuan sebesar, selegendaris, dan seberpengaruh Venus Williams dan Serena Williams justru menjadikan karakter-karakter tersebut sebagai karakter sampingan. Kesan ini semakin sukar untuk dihilangkan ketika melihat bagaimana King Richard mengelola karakterisasi dari karakter Richard Williams.
Kisah tentang bagaimana sesosok ayah dengan perangai keras dan tegas yang berusaha untuk membentuk anaknya agar memiliki mental pemenang memang bukanlah tema pengisahan yang baru di film-film rilisan Hollywood. Di saat yang bersamaan, gambaran Baylin akan sikap tegas yang dimiliki oleh karakter Richard Williams lebih sering memiliki kesan muncul akibat adanya rasa egoisme diri dan keinginan untuk menyenangkan diri sendiri daripada ketegasan yang mampu menumbuhkan rasa simpati dari setiap mata yang menyaksikannya.
King Richard memang merupakan garapan cerita yang melibatkan keterlibatan Venus Williams dan Serena Williams yang bertindak sebagai produser eksekutif bagi film ini. Namun, konsentrasi cerita yang lebih memihak pada bagaimana didikan dari karakter Richard Williams membentuk kepribadian pemenang yang dimiliki oleh karakter Venus Williams dan Serena Williams menjadi bayangan tersendiri yang menutup kenyataan bahwa talenta, tekad, dan kemauan yang dimiliki oleh karakter Venus Williams dan Serena Williams juga memberikan andil yang tidak kalah besar bagi kesuksesan keduanya.
Naskah cerita garapan Baylin bahkan juga memberikan ruang bagi plot tentang bagaimana sejumlah karakter lain juga memiliki andil pada cerita sukses dari karakter Venus Williams dan Serena Williams – mulai dari pelatih mereka, Paul Cohen (Tony Goldwyn) dan Rick Macci (Jon Bernthal), hingga keberadaan ibu kandung mereka sendiri, Oracene Price (Aunjanue Ellis) – yang semakin mengecilkan pandangan seberapa besar peran dari karakter Richard Williams terhadap karir karakter anak-anaknya. Gelar “raja” yang disematkan bagi karakter Richard Williams dalam judul film ini lebih tepat untuk menggambarkan bagaimana karakter tersebut selalu berkehendak dan ingin diperlakukan layaknya seorang raja daripada dikarenakan kemampuan serta kesuksesannya dalam memimpin.
King Richard sendiri bukanlah presentasi yang benar-benar buruk. Terlepas dari olahan ceritanya yang begitu patuh pada formula cerita bertema olahraga akan usaha untuk mencapai kesuksesan, arahan Green mampu mengalirkan alur penuturan film dengan seksama sehingga tidak pernah terasa membosankan. Tentu, durasi sepanjang 145 menit film ini seringkali terasa bertele-tele akibat diisi dengan deretan konflik yang jauh dari kesan istimewa sebelum konklusi utama tentang bagaimana para orangtua harus mau dan mampu membiarkan anak-anak mereka untuk memutuskan jalan hidup sendiri dihadirkan. Namun fokus utuh yang diberikan Green pada dinamika hubungan yang terjalin antara karakter Richard Williams dengan anggota keluarganya mampu menghadirkan kesan hangat di sejumlah bagian pengisahan. Eksekusi Green pada sejumlah adegan pertandingan tenis dalam linimasa penceritaan King Richard juga tereksekusi dengan baik.
Penampilan barisan pengisi departemen akting juga tidak mengecewakan. Penampilan Smith sebagai karakter Richard Williams sering terasa karikatural – klise dengan berbagai tindakan dan tingkah laku akan sosok ayah yang tegas, kurang meyakinkan dalam usaha untuk meniru tampilan fisik dari Richard Williams yang sebenarnya. Meskipun begitu, penampilannya cukup hidup untuk menjadi jangkar sekaligus nyawa bagi penceritaan film. Bahkan dengan porsi pengisahan karakternya yang cukup minimalis, penampilan Ellis justru mampu mencuri perhatian. Perannya sebagai karakter istri sekaligus ibu yang merasa dikesampingkan dalam kehidupan rumah tangganya mampu dieksekusi dengan penampilan yang begitu meyakinkan dan emosional. Capaian yang kompeten namun, dengan potensi besar yang tersimpan dalam jalinan penceritaannya, gagal untuk menghasilkan presentasi yang lebih mengesankan.
King Richard (2021)
Directed by Reinaldo Marcus Green Produced by Tim White, Trevor White, Will Smith Written by Zach Baylin Starring Will Smith, Aunjanue Ellis, Saniyya Sidney, Demi Singleton, Tony Goldwyn, Jon Bernthal, Dylan McDermott, Mikayla LaShae Bartholomew, Danielle Lawson, Layla Crawford, Andy Bean, Kevin Dunn, Craig Tate, Vaughn W. Hebron, Jessica Wacnik Cinematography Robert Elswit Edited by Pamela Martin Music by Kris Bowers Production companies Westbrook Studios/Star Thrower Entertainment/Keepin’ It Reel Running time 145 minutes Country United States Language English
2 thoughts on “Review: King Richard (2021)”