What a night!
Malam puncak penganugerahan Festival Film Indonesia 2021 jelas akan menjadi salah satu malam paling istimewa dan tidak akan dilupakan oleh Wregas Bhanuteja. Penyalin Cahaya, sebuah film yang menjadi debut pengarahan film cerita panjang bagi Bhanuteja, berhasil memenangkan 12 kategori dari 17 nominasi yang diraihnya – termasuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Chicco Kurniawan, dan Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik untuk naskah cerita yang ditulis oleh Bhanuteja bersama dengan Henricus Pria. Kemenangan di 12 kategori yang berhasil diraih oleh film yang akan dirilis secara internasional dengan judul Photocopier tersebut juga menandai kemenangan terbanyak yang diraih oleh satu film di sepanjang sejarah pelaksanaan Festival Film Indonesia – mengungguli raihan kemenangan di 10 kategori yang sebelumnya dicatatkan oleh Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (Mouly Surya, 2018) pada ajang Festival Film Indonesia 2018.
Fun fact! Dengan kemenangannya di kategori Sutradara Terbaik dalam usia 29 tahun, Bhanuteja menjadi salah satu sutradara termuda yang memenangkan kategori tersebut. Dengan usia 25 tahun ketika ia menang di Festival Film Indonesia 1955, Lilik Sudjio (Tarmina, 1954) menjadi sutradara termuda yang berhasil memenangkan kategori Sutradara Terbaik. Surya (fiksi., 2008), yang menjadi sutradara perempuan pertama yang memenangkan kategori Sutradara Terbaik, menjadi sutradara pemenang kategori Sutradara Terbaik termuda kedua ketika ia memenangkannya dalam usia 28 tahun dari ajang Festival Film Indonesia 2008.
Berikut daftar lengkap pemenang dari ajang penghargaan tertinggi bagi insan industri perfilman Indonesia tersebut:
Film Cerita Panjang Terbaik
- Penyalin Cahaya – Adi Ekatama & Ajish Dibyo
Sutradara Terbaik
- Wregas Bhanuteja – Penyalin Cahaya
Pemeran Utama Pria Terbaik
- Chicco Kurniawan – Penyalin Cahaya
Pemeran Utama Perempuan Terbaik
- Arawinda Kirana – Yuni
Pemeran Pendukung Pria Terbaik
- Jerome Kurnia – Penyalin Cahaya
Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik
- Marissa Anita – Ali & Ratu Ratu Queens
Penulis Skenario Cerita Asli Terbaik
- Henricus Pria & Wregas Bhanuteja – Penyalin Cahaya
Pencipta Skenario Adaptasi Terbaik
- Gea Rexy, Bagus Bramanti, Charles Gozali – Sobat Ambyar
Penata Musik Terbaik
- Yennu Ariendra – Penyalin Cahaya
Lagu Tema Terbaik
- Mian Tiara – “Di Bawah Langit Raksasa” dari Penyalin Cahaya
Penata Suara Terbaik
- Sutrisno & Satrio Budiono – Penyalin Cahaya
Pengarah Artistik Terbaik
- Dita Gambiro – Penyalin Cahaya
Pengarah Sinematografi Terbaik
- Gunar Nimpuno – Penyalin Cahaya
Penata Rias Terbaik
- Novie Ariyanti – Preman
Penata Busana Terbaik
- Fadillah Putri Yunidar – Penyalin Cahaya
Penyunting Gambar Terbaik
- Ahmad Yuniardi – Penyalin Cahaya
Penata Efek Visual Terbaik
- Bintang Adi Pradana – Preman
Film Dokumenter Panjang Terbaik
- Invisible Hopes – Lamtiar Simorangkir
Film Dokumenter Pendek Terbaik
- Three Faces In The Land Of Sharia – Davi Abdullah – Masridho Rambey
Film Pendek Terbaik
- Laut Memanggilku – Tumpal Tampubolon – Mandy Marahimin
Film Animasi Panjang Terbaik
- Nussa – Bony Wirasmono – Ricky “Sapoy” Manoppo & Anggia Kharisma
Film Animasi Pendek Terbaik
- Ahasveros – Bobby Fernando – Kemal Hasan, Salima Hakim, Yohanes Merci
Kritik Film Terbaik
- Going Gaga Kejahanaman: Martabat dan Pandangan Dunia Perempuan Tanah Jahanam – Kukuh Yudha Karnanta – FIB Unair