Diadaptasi dari film dokumenter yang berjudul sama garapan Fenton Bailey dan Randy Barbato yang dirilis pada tahun 2000 silam, The Eyes of Tammy Faye memperkenalkan penontonnya pada pasangan penceramah agama di televisi Jim Bakker (Andrew Garfield) dan Tammy Faye Bakker (Jessica Chastain) yang sempat menjadi salah satu ikon industri pertelevisian Amerika Serikat di tahun 1970an sampai dengan tahun 1980an. Seperti kebanyakan film biopik lainnya, film ini memulai pengisahannya dari masa kecil karakter Tammy Faye Bakker yang terlahir dari pasangan orangtua yang berprofesi sebagai penceramah agama yang kemudian menginspirasinya untuk melanjutkan pendidikan kuliahnya di bidang keagamaan dimana ia bertemu – dan kemudian menikah – dengan karakter Jim Bakker. Merasa bahwa televisi adalah media dakwah terbaik dengan jangkauan luas untuk menyampaikan syiar agama, Jim Bakker dan Tammy Faye Bakker memulai karir mereka di industri televisi dengan bekerja bersama pendeta Pat Robertson (Gabriel Olds) yang memiliki jaringan televisi dakwah popular, Christian Broadcasting Network. Dengan tekad serta kerja keras, keduanya mulai memperoleh perhatian dari khalayak luas hingga akhirnya mampu membangun jaringan televisi serta media dakwah milik mereka sendiri.
Tidak ada yang terlalu istimewa dalam penuturan cerita The Eyes of Tammy Faye. Sebagai sebuah biopik, film arahan Michael Showalter (The Lovebirds, 2020) ini hanya mampu bertutur dengan formula familiar yang telah berulangkali diterapkan oleh berbagai biopik garapan Hollywood lainnya. Bukanlah sebuah presentasi yang benar-benar buruk. Showalter jelas telah cukup memahami apa yang ingin disampaikan oleh filmnya. Dengan alur cerita yang bertutur tentang sosok-sosok karakter eksentrik, The Eyes of Tammy Faye disajikan dalam nada pengisahan yang memadukan unsur drama dengan komedi dalam takaran yang pas, tidak pernah terasa berlebihan, ataupun menutupi satu elemen dengan yang lain. Pengarahan Showalter juga berhasil menjadikan film ini dapat mengalir dengan penuturan yang lugas serta mudah untuk dinikmati.
Dengan judul yang memusatkan perhatian pada sosok karakter Tammy Faye Bakker, naskah cerita The Eyes of Tammy Faye garapan Abe Sylvia berusaha untuk menuturkan cerita maupun konflik yang dijalani oleh kedua karakter utamanya melalui sudut pandang karakter Tammy Faye Bakker. Pilihan ini terasa efektif ketika The Eyes of Tammy Faye masih berkutat seputar hubungan romansa yang terjalin antara karakter Jim Bakker dan Tammy Faye Bakker yang memenuhi paruh awal pengisahan film ini atau perjuangan yang harus dilalui oleh karakter Tammy Faye Bakker secara sendirian setelah kegagalan besar yang menyapa dirinya yang dikisahkan pada paruh akhir film.
Di saat yang bersamaan, pilihan cerita tersebut juga yang membuat paruh pertengahan film – yang lebih berfokus pada pergolakan industri pertelevisian dimana kedua karakter utama berkecimpung – terasa hampa dan kurang mampu tampil mengikat akibat minimnya pengelolaan kisah yang menarik. Padahal, unsur cerita tentang agama yang seringkali dimanfaatkan serta disalahgunakan untuk keuntungan pribadi yang dibawakan oleh film ini sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi presentasi pengisahan yang menggigit. Sayang, gagal untuk dikembangkan dengan lebih baik lagi.
Momen-momen kuat dalam presentasi cerita The Eyes of Tammy Faye memang begitu mengandalkan kekuatan penampilan para pengisi departemen aktingnya. Berperan sebagai karakter Tammy Faye Bakker, Chastain tampil luar biasa kuat. Berkat penampilannya, sosok karakter Tammy Faye Bakker yang tergambar naif sekaligus eksentrik dalam menghadapi berbagai konflik yang merintanginya dapat dengan mudah mencuri perhatian sekaligus menarik simpati para penonton. Chastain juga memastikan penampilannya tidak terasa berlebihan maupun berkesan komikal. Chemistry yang dijalin Chastain bersama dengan Garfield – yang tampil nyaris tanpa cela dan sekali lagi membuktikan kehandalannya sebagai seorang aktor – juga menjadikan hubungan yang terjalin antara kedua karakter utama hadir begitu meyakinkan.
Selain penampilan Chastain dan Garfield, departemen akting The Eyes of Tammy Faye juga mendapatkan sokongan penampilan solid dari Cherry Jones – yang berperan sebagai ibu dari karakter Tammy Faye Bakker, Rachel LaValley, Vincent D’Onofrio – yang berperan sebagai sosok karakter pendeta Jerry Falwell yang sering memiliki sikap dan prinsip kemanusiaan yang berlawanan dengan karakter Tammy Faye Bakker, serta Sam Jaeger – yang berperan sebagai karakter Roe Messner yang nantinya akan memiliki jalinan hubungan istimewa dengan karakter Tammy Faye Bakker. Jones, D’Onofrio, dan Jaeger mampu menghidupkan karakter-karakter yang mereka perankan dengan baik. Cukup mengecewakan untuk menyaksikan naskah cerita film ini kemudian tidak mampu memberikan karakter-karakter tersebut ruang pengisahan yang lebih baik lagi.
The Eyes of Tammy Faye (2021)
Directed by Michael Showalter Produced by Jessica Chastain, Kelly Carmichael, Rachel Shane, Gigi Pritzker Written by Abe Sylvia (screenplay), Fenton Bailey, Randy Barbato (documentary, The Eyes of Tammy Faye) Starring Jessica Chastain, Andrew Garfield, Cherry Jones, Vincent D’Onofrio, Fredric Lehne, Louis Cancelmi, Sam Jaeger, Gabriel Olds, Mark Wystrach, Jay Huguley, Chandler Head Cinematography Michael Gioulakis Edited by Mary Jo Markey, Andrew Weisblum Music by Theodore Shapiro Production companies Freckle Films/MWM Studios Running time 126 minutes Country United States Language English
3 thoughts on “Review: The Eyes of Tammy Faye (2021)”