Masih ingat dengan karakter perancang busana bernama Cruella de Vil yang begitu terobsesi untuk membuat berbagai jenis pakaian dengan menggunakan corak yang terdapat pada kulit hewan dalam 101 Dalmatians (Stephen Herek, 1996)? Seperti halnya karakter Maleficent dari film Sleeping Beauty (Clyde Geronimi, Eric Larson, Wolfgang Reitherman, Les Clark, 1959), Walt Disney Pictures kini menghadirkan Cruella yang tidak hanya akan memberikan fokus utama pengisahan pada karakter antagonis tersebut namun juga galian lebih mendalam terhadap asal-usul hingga berbagai konflik di masa lalu sang karakter yang kemudian membentuknya menjadi sosok karakter yang banyak dikenal oleh para penikmat film hingga saat ini. Diarahkan oleh Craig Gillespie (I, Tonya, 2017) yang menempatkan Emma Stone untuk memerankan karakter yang dahulu diperankan secara ikonik oleh Glenn Close, Cruella mampu dihadirkan sebagai sajian drama komedi dengan berbagai warna intrik dari glamornya dunia mode yang menghibur.
Cruella memulai linimasa pengisahannya dengan mengenalkan sosok perempuan muda bernama Estella Miller (Stone) yang setelah menghabiskan masa kecil dan remajanya dengan menjadi seorang pencuri bersama dengan dua temannya, Jasper Badun (Joel Fry) dan Horace Badun (Paul Walter Hauser), kini berkesempatan untuk menyalurkan bakatnya dalam merancang busana dengan bekerja bersama seorang perancang busana legendaris dan kenamaan dari kota London, Inggris, Baroness von Hellman (Emma Thompson). Bekerja untuk sosok Baroness von Hellman bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Selain harus menghadapi peringainya yang keras dan cenderung kasar, Baroness von Hellman juga menuntut agar setiap orang yang bekerja untuknya memiliki dedikasi serta kreativitas yang tinggi. Dengan kecerdasan yang ia miliki, Estella Miller mampu melampaui berbagai tantangan dan bahkan mencuri hati Baroness von Hellman. Namun, seiring dengan mendekatnya hubungan yang ia jalin bersama dengan Baroness von Hellman, Estella Miller mulai menyadari bahwa sosok yang ia kagumi tersebut ternyata memiliki catatan sejarah yang berhubungan dengan duka yang dialami Estella Miller di masa lalunya.
Jika sekilas melirik bagaimana Cruella mengeksplorasi dunia mode dalam penuturannya – serta bangunan hubungan yang terjalin antara karakter Estella Miller dengan Baroness von Hellman – jelas cukup mudah untuk memberikan perbandingan antara film ini dengan The Devil Wears Prada (David Frankel, 2006). Namun, Cruella bukanlah sebuah sajian yang melulu bertutur tentang konflik yang terbentuk antara para pekerja industri mode. Film ini lebih berkonsentrasi terhadap berbagai konflik pribadi yang dimiliki oleh karakter Estella Miller dan usaha-usahanya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut – yang membantu membentuk plot tentang aksi pencurian serta plot tentang aksi balas dendam pada naskah cerita film yang ditulis oleh Dana Fox (Isn’t it Romantic, 2019) dan Tony McNamara (The Favourite, 2018). Bayangkan karakter Abigail Hill yang diperankan Stone dalam The Favourite menjadi otak pencurian barang berharga a la Ocean’s 8 (Gary Ross, 2018) dalam lingkup The Devil Wears Prada. Paduan yang enerjik.
Kekuatan pengisahan Cruella jelas hadir dari keberhasilan Fox dan McNamara untuk memberikan galian karakter yang kuat bagi kedua sosok karakter utamanya. Baik karakter Estella Miller maupun karakter Baroness von Hellman dibentuk dengan gambaran kepribadian yang cukup kelam. Namun, jika karakter Baroness von Hellman menyajikan secara utuh karakteristik kelam tersebut, Fox dan McNamara menjadikan titik-titik kelam dalam kepribadian karakter Estella Miller sebagai bagian dari bangunan kisah akan luka dan traumanya dari masa lampau yang perlahan berkembang dan menggeser kepribadian karakter yang sebelumnya lebih berwarna. Interaksi serta tarik ulur hubungan antara keduanya – yang kemudian berhasil dihidupkan secara brilian oleh Stone dan Thompson – menghasilkan banyak momen emas dalam pengisahan Cruella.
Di saat yang bersamaan, dengan durasi pengisahan yang mencapai 134 menit, sukar untuk tidak merasa bahwa Cruella menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berputar di permasalahan yang sama. Perseteruan antara karakter Estella Miller dan Baroness von Hellman yang kemudian menyeret orang-orang di sekitarnya memang menarik untuk diikuti namun dihamparkan dalam narasi yang cukup bertele-tele. Fox dan McNamara juga tidak terlalu mampu untuk membentuk paruh ketiga yang cukup kuat untuk mengikuti dua paruh cerita sebelumnya yang terasa bombastis. Kurang maksimalnya porsi pengisahan yang diberikan pada banyak karakter pendukung yang tampil di linimasa penceritaan Cruella juga membuat sejumlah momen yang tidak melibatkan kedua karakter utama – namun terasa cukup krusial bagi jalan cerita film – menjadi hambar.
Terlepas dari sejumlah momen lemah dalam penuturannya, Gillespie tidak pernah terasa gagal untuk menonjolkan unsur bersenang-senang dari presentasi filmnya. Nada komedi yang telah dibentuk oleh naskah cerita garapan Fox dan McNamara mampu dijadikan lebih hidup berkat pemilihan ritme penceritaan yang lugas serta kehadiran sejumlah lagu-lagu popular dari era 1960an. Cruella juga terasa sangat menggelora dalam mengeksplorasi unsur industri mode yang berada dalam penceritaannya. Barisan busana garapan Jenny Beavan yang berpadu dengan warna-warna tata rias dan rambut yang eksentrik menjadi karakter unik tersendiri dan jelas akan mampu mencuri perhatian setiap mata yang mengikuti alur pengisahan film ini. Sebuah ajang bersenang-senang yang cukup menyenangkan.
Cruella (2021)
Directed by Craig Gillespie Produced by Andrew Gunn, Marc Platt, Kristin Burr Written by Dana Fox, Tony McNamara (screenplay), Aline Brosh McKenna, Kelly Marcel, Steve Zissis (story), Dodie Smith (novel, The Hundred and One Dalmatians) Starring Emma Stone, Emma Thompson, Joel Fry, Paul Walter Hauser, Emily Beecham, Kirby Howell-Baptiste, Mark Strong, John McCrea, Billie Gadsdon, Tipper Seifert-Cleveland, Ziggy Gardner, Joseph MacDonald, Florisa Kamara, Kayvan Novak, Jamie Demetriou, Andrew Leung, Leo Bill, Paul Bazely, Ed Birch, Paul Chowdhry, Abraham Popoola, Tom Turner Cinematography Nicolas Karakatsanis Edited by Tatiana S. Riegel Production companies Walt Disney Pictures/Marc Platt Productions/Gunn Films Running time 134 minutes Country United States Language English
4 thoughts on “Review: Cruella (2021)”