Setelah sebelumnya tampil bersama dalam drama romansa The Way I Love You (Rudi Aryanto, 2019), Rizky Nazar dan Syifa Hadju kembali saling beradu akting dalam film terbaru arahan Anggy Umbara (Sabar ini Ujian, 2020), Till Death Do Us Part. Hadju berperan sebagai Vanesha, seorang aktris yang di suatu hari mendatangi seorang jurnalis bernama Arya (Nazar) di kantor tempatnya bekerja. Tanpa disangka, begitu dirinya berhasil menemui Arya, Vanesha justru menodongkan sebuah senjata api ke arah Arya dan mengancam akan segera membunuhnya dengan alasan bahwa pemuda tersebut telah menyakiti hati dan perasaannya. Anehnya, Arya justru mengaku tidak pernah bertemu dengan Vanesha sebelumnya, sama sekali tidak mengenalnya, atau bahkan menjalin hubungan romansa dengan dirinya. Namun, Vanesha tidak ingin mendengar alasan apapun keluar dari mulut Arya. Tanpa mempedulikan rekan kerja Arya yang semakin panik, serta kedatangan polisi yang kemudian mencoba untuk menenangkan situasi tersebut, Vanesha bersiap untuk menuntaskan rasa dendamnya pada Arya.
Lewat sejumlah judul seperti Comic 8 (2014), 3 (2015), Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! – Part 1 (2016), Suzzanna: Bernafas dalam Kubur (2018), Insya Allah Sah 2 (2018) di dalam filmografinya, Umbara membuktikan diri sebagai salah satu sutradara film nasional yang paling gemar bermain dengan berbagai jenis penceritaan. Till Death Do Us Part sendiri terasa seperti meneruskan paduan warna pengisahan drama dengan fiksi ilmiah lewat konflik tentang perjalanan waktu yang sebelumnya telah disentuh Umbara dalam Sabar ini Ujian. Namun, jika Sabar ini Ujian mengandalkan tema tentang time loop dalam pengembangan linimasa ceritanya, Till Death Do Us Part, sayangnya, hanya melakukan sentuhan secara minimalis terhadap bagian kisah yang terasa sebagai “fiksi ilmiah” – jika ingin menyebut sekelebat kisah tanpa penggalian mendalam akan sesosok karakter yang tiba-tiba kembali ke waktu dan kejadian yang sebelumnya telah ia jalani sebelumnya sebagai… well… “fiksi ilmiah.” Naskah cerita garapan Umbara bersama dengan Erwin Dhia Falah terasa lebih sibuk untuk menyinggung film-film Christopher Nolan serta film-film fiksi ilmiah popular lainnya daripada memberikan pengelolaan cerita yang lebih baik bagi alur kisahnya sendiri.
Durasi presentasi cerita Till Death Do Us Part yang sepanjang 81 menit jelas tergolong sangat singkat jika dibandingkan dengan kebanyakan film garapan Umbara sebelumnya. Meskipun begitu, usaha Umbara dan Falah untuk mendorong paparan cerita dengan bekal konflik yang minim menjadikan film ini terasa begitu lama dan menjemukan keberadaannya. Till Death Do Us Part sebenarnya berusaha untuk menghadirkan sejumlah lapisan cerita yang, selain berguna untuk memberikan galian karakter pada dua tokoh utamanya, juga mengembangkan sejumlah potensi konflik yang berada di sekitar mereka. Lapisan utama cerita film cukup mampu menghasilkan gambaran akan hubungan romansa yang terjalin antara karakter Vanesha dan Arya serta sejumlah latar belakang kisah kehidupan masing-masing dari kedua karakter tersebut. Entah mengapa, daripada memberikan pengembangan yang lebih utuh terhadap kisah dari karakter Vanesha maupun Arya, Umbara dan Falah malah memilih untuk menghadirkan kisah-kisah sampingan dengan nada komedi yang, sejujurnya, begitu mengganggu kehadirannya.
Umbara, sekali lagi, entah mengapa, begitu terobsesi untuk menghadirkan guyonan-guyonan yang ditampilkan oleh para komika. Jika Sabar ini Ujian menghadirkan Rigel Rakelna dan Ananta Rispo, maka dalam Till Death Do Us Part porsi guyonan dan komedi tidak lucu, tidak penting, mengganggu, dan sebenarnya dapat dibuang secara sepenuhnya tersebut diwujudkan lewat penampilan David Nurbianto, Ephy Pae, dan Arief Didu. Plot tentang kehadiran para polisi yang menampilkan aktor Verdi Solaiman juga sama sekali tidak berguna. Seringkali, kedua komponen cerita ini hanya digunakan untuk mendistraksi secara sementara perhatian penonton dari kisah kedua karakter utama yang sedang berlangsung – alias tampil hanya sekedar untuk menambah durasi film karena kisah utama jelas-jelas kekurangan bahan cerita. Kemudian masih ada penggunaan efek suar atau flare yang ditempatkan Umbara secara berlebihan hampir di setiap adegan. Entah apa kegunaannya. Tidak menambah nilai kualitas estetika film apalagi memberikan dukungan pada kualitas cerita.
Till Death Do Us Part lantas hanya dapat mengandalkan penampilan akting Nazar dan Hadju yang, meskipun pengisahan karakter yang mereka perankan tergarap setengah matang, masih mampu dihidupkan dengan cukup baik. Till Death Do Us Part juga menghadirkan penampilan dari Karina Suwandi dan Unique Priscilla dalam kapasitas yang begitu terbatas namun begitu menyenangkan – daripada harus mengikuti plot komedi film yang mengganggu tadi. Film ini lantas berakhir sebagai sebuah presentasi yang berangkat dari premis yang sebenarnya terdengar cukup menarik namun gagal untuk mendapatkan pengembangan yang kuat. Buruk.
Directed by Anggy Umbara Produced by Manoj Punjabi Written by Anggy Umbara, Erwin Dhia Falah Starring Syifa Hadju, Rizky Nazar, Verdi Solaiman, Arief Didu, Andri Mashadi, David Nurbianto, Ephy Pae, Emil Kusumo, Anyun Cadel, Unique Priscilla, Karina Suwandi, Latisha, Rosita Simatupang, Anggy Umbara Music by AL Cinematography Awankjj Edited by Bounty Umbara Production company MD Pictures/Umbara Brothers Film Running time 81 minutes Country Indonesia Language Indonesian
Ulasan yang menarik
ceritanya sama dengan vidclip Letto ya
Haha. Iyah. Banyak yang komen begitu.