Review: 1917 (2019)


Selepas mengarahkan Skyfall (2012) dan Spectre (2015) – yang menjadi dua film dari seri James Bond dengan raihan kesuksesan komersial terbesar sepanjang masa – Sam Mendes kembali duduk di kursi penyutradaraan untuk 1917. Dengan naskah cerita yang digarap oleh Mendes bersama dengan Krysty Wilson-Cairns berdasarkan penuturan sang kakek, Alfred Mendes, yang merupakan seorang novelis sekaligus veteran perang, 1917 digarap Mendes sebagai sebuah pengalaman sinematis dimana para penontonnya akan menyaksikan perjalanan sang karakter utama dalam sebuah kesatuan linimasa cerita yang utuh – tanpa adanya interupsi dari konflik maupun karakter pendukung lain. Premis kisahnya sendiri terdengar sederhana: Berlatarbelakang masa Perang Dunia I di April 1917, dua orang prajurit Inggris, Lance Corporal Tom Blake (Dean-Charles Chapman) dan Lance Corporal William Schofield (George MacKay), ditugaskan oleh pimpinan mereka, General Erinmore (Colin Firth), untuk menyampaikan pesan ke sebuah batalyon di Resimen Devonshire bahwa pasukan Jerman telah menyiapkan sebuah serangan jebakan yang dapat membunuh seisi batalyon tersebut. Mendes, hebatnya, memberikan garapan yang berhasil membuat setiap menit perjalanan cerita film ini tampil begitu memukau.

Untuk menghasilkan intensitas cerita yang terasa terus hadir dan mengalir, Mendes mengeksekusi kisah perjalanan kedua karakter utamanya dengan menempatkan fokus kamera untuk selalu berada di dekat dua karakter tersebut – kadang mengikuti di belakang mereka, kadang mengikuti perjalanan di sebelah mereka, dan sesekali mengikuti arah pandangan mata mereka untuk memperlihatkan berbagai situasi yang berada di sekeliling mereka. Pilihan Mendes bersama dengan penata gambar Lee Smith yang merancang pengisahan 1917 untuk menghasilkan kesan bahwa film ini diambil dalam kesatuan pengambilan gambar yang berjalan secara linear dan terus menerus juga memberikan dukungan bagi banyak adegan film ini untuk menghasilkan momen-momen menegangkan sekaligus galian hubungan emosional yang kuat antara penonton dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi oleh para karakter dalam perjalanan mereka di linimasa penceritaan film.

1917 memang merupakan sebuah presentasi yang dibangun atas konsep penceritaan berbasis tatanan teknis yang kuat. Kecerdasan Mendes sebagai seorang sutradara film – yang juga memiliki kredibilitas sebagai seorang sutradara teater – terpampang jelas pada berbagai pilihan sudut pengambilan gambar film yang benar-benar ingin menjadikan penonton untuk turut serta tenggelam dalam pengisahan film. Kehadiran Roger Deakins sebagai sinematografer film ini juga menghasilkan gambar-gambar yang begitu efektif dalam menunjang visi Mendes penceritaan Mendes. Entah adegan tersebut sedang melibatkan karakternya dalam pelarian yang menghasilkan kesan shaky pada kamera, atau sedang terjebak dalam ledakan maupun tembakan, atau berada dalam hamparan alam luas yang penuh kekosongan akibat luka perang yang tak kunjung berhenti, Deakins menghadirkan gambarnya secara puitis dan penuh arti. Musik arahan Thomas Newman juga menjadi unsur penambah kekuatan bagi tiap adegan untuk menghasilkan pengalaman sinematis yang tidak akan mudah untuk dilupakan begitu saja.

Premis sederhana yang diemban serta alur cerita yang menitikberatkan kemampuan Mendes dalam mengendalikan tatanan teknis film tidak lantas menjadikan naskah cerita film menjadi berkesan hampa. Naskah cerita yang berfokus hanya perjalanan yang dilakukan oleh kedua karakter utama dan berbagai rintangan yang harus mereka hadapi dalam menjalankan tugas tersebut memang menjadikan konteks sejarah yang dihadirkan 1917 berada pada ruang yang tidak begitu luas. Motif kepahlawanan yang dihadirkan – dengan membuat salah seorang karakter memilih untuk menjalankan tugas tersebut demi menyelamatkan salah seorang anggota keluarganya dari medan perang – juga lebih berkesan personal daripada terasa umum dan menyeluruh. Tetap saja, melalui tatanan dialog dan hubungan yang terjalin antara karakter, Mendes dan Wilson-Cairns mampu menghasilkan kisah tentang peperangan yang kuat dalam mengusik benak setiap penonton tentang keberadaan perang yang selalu dipilih umat manusia guna menyelesaikan perbedaan pendapat atau pandangan hidup mereka. Cukup mendalam.

Keberhasilan narasi 1917 juga datang dari keunggulan penampilan para pengisi departemen aktingnya. Nama-nama besar di dunia akting seperti Firth, Mark Strong, Benedict Cumberbatch, Andrew Scott, hingga Richard Madden, memang hadir dalam kapasitas kisah yang terbatas. Meskipun begitu, kehadiran mereka berhasil menghidupkan tiap karakter yang mereka perankan. Tentu saja, penampilan MacKay dan Chapman menjadi penampilan kunci bagi performa maksimal penceritaan film. Berperan sebagai dua orang tentara yang diharuskan untuk menempuh berbagai rintangan perang, MacKay dan Chapman menghadirkan chemistry yang erat untuk meyakinkan setiap penonton bahwa kedua karakter mereka merupakan dua sosok protagonis yang akan berusaha mendukung dan melindungi satu sama lain. MacKay juga kerap mencuri perhatian lewat penampilannya yang berhasil tampil emosional di berbagai adegan film yang membutuhkannya. 1917 jelas adalah sebuah mahakarya kisah tentang dunia peperangan yang terkonsep dengan tegas sekaligus ambisus dan berhasil dieksekusi oleh Mendes dengan sangat lugas. A modern war classic.

popcornpopcornpopcornpopcornpopcorn

1917-george-mckay-movie-poster1917 (2019)

Directed by Sam Mendes Produced by Sam Mendes, Pippa Harris, Jayne-Ann Tenggren, Callum McDougall, Brian Oliver Written by Sam Mendes, Krysty Wilson-Cairns Starring George MacKay, Dean-Charles Chapman, Mark Strong, Andrew Scott, Richard Madden, Claire Duburcq, Colin Firth, Benedict Cumberbatch, Daniel Mays, Adrian Scarborough, Jamie Parker, Michael Jibson, Richard McCabe, Chris Walley, Nabhaan Rizwan, Michael Cornelius Music by Thomas Newman Cinematography Roger Deakins Edited by Lee Smith Production company DreamWorks Pictures/Reliance Entertainment/New Republic Pictures/Mogambo/Neal Street Productions/Amblin Partners Running time 119 minutes Country United Kingdom, United States Language English

3 thoughts on “Review: 1917 (2019)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s