“Bad boys, bad boys. Whatcha gonna do? Whatcha gonna do when they come for you?”
17 tahun semenjak perilisan Bad Boys II (Michael Bay, 2003), perjalanan seri film Bad Boys kini berlanjut dengan Bad Boys for Life. Meskipun kursi penyutradaraan kini beralih dari Bay ke duo sutradara asal Belgia, Adil El Arbi dan Bilall Fallah, Will Smith dan Martin Lawrence masih tetap hadir untuk memerankan dua karakter ikonik mereka, Detective Lieutenant Michael “Mike” Lowrey dan Detective Lieutenant Marcus Burnett. Dikisahkan, Detective Lieutenant Marcus Burnett yang baru saja menjadi seorang kakek lantas mengungkapkan niatnya untuk pensiun dari kepolisian. Niat yang, tentu saja, mendapatkan sambutan dingin dari rekannya, Detective Lieutenant Mike Lowrey, dan menyebabkan kerenggangan pada hubungan mereka. Di tengah permasalahan tersebut, Detective Lieutenant Mike Lowrey menjadi sasaran tembak oleh seorang pembunuh bayaran yang membuat kondisinya menjadi kritis. Kejadian tersebut jelas membuat Detective Lieutenant Marcus Burnett panik dan lantas mulai menyelidiki apa yang terjadi pada rekannya.
Berbeda dengan pendekatan Bay – yang sempat hadir secara cameo dalam salah satu adegan di film ini – yang mengedepankan sajian aksi yang bombastis, Bad Boys for Life lebih memilih untuk menonjolkan kedinamisan hubungan persahabatan yang terbentuk antara kedua karakternya – maupun dengan karakter-karakter baru yang berada di sekitar mereka. Naskah cerita yang ditulis oleh Chris Bremner, Peter Craig (12 Strong, 2018), dan Joe Carnahan (The Grey, 2012) cukup sukses untuk menggambarkan elemen tersebut dengan baik. Harus diakui, barisan konflik yang coba dipaparkan oleh Bad Boys for Life memang sederhana dan tidak pernah terasa benar-benar digali secara mendalam. Karakter-karakter baru banyak dihadirkan, memberikan tambahan warna yang cukup esensial bagi jalan cerita, namun tidak pernah terasa sebagai bagian yang integral bagi film. Sebuah pelintiran cerita yang ditempatkan di paruh akhir cerita bahkan terasa sebagai melodrama yang dangkal dan disajikan hanya sebagai jembatan bagi seri Bad Boys berikutnya. Tetap saja, naskah cerita Bad Boys for Life mampu menghadirkan gambaran dan pengembangan kisah yang apik yang membuatnya menjadi narasi yang menarik – bahkan jika Anda bukanlah seseorang yang pernah menyaksikan Bad Boys (1995) maupun Bad Boys II sebelumnya.
Tidak perlu khawatir dengan elemen aksi pada Bad Boys for Life. Meskipun film ini memberikan alur kisah utamanya bagi cerita para karakter-karakternya, Arbi dan Fallah tetap mampu menyajikan paparan aksi yang menyenangkan bagi film mereka. Adegan-adegan seperti aksi adu senjata api, ledakan, atau kejar mengejar serta pertarungan sengit antara karakter-karakternya menghiasi banyak sudut pengisahan dan dieksekusi dengan baik. Jauh dari kesan bombastis – ataupun istimewa – namun menjadi elemen yang tetap menyenangkan untuk disaksikan dalam pengisahan film ini. Arbi dan Fallah juga sukses dalam menyajikan Bad Boys for Life dengan ritme cerita yang mampu mengalir baik. Tiap konflik dan karakter mendapatkan porsi yang cukup memuaskan – termasuk dengan paruh cerita yang akan memberikan penonton informasi tentang berbagai hal yang terjadi dalam dua seri film sebelumnya. Pengarahan Arbi dan Fallah jelas menjadi salah satu elemen yang mampu menghidupkan kembali seri film Bad Boys bagi barisan generasi yang kemungkinan besar akan menjadi penggemar barunya.
Tetap saja, kesuksesan utama Bad Boys for Life berasal dari kekuatan chemistry yang ditampilkan Smith dan Lawrence sebagai pasangan sahabat sekaligus mitra kerja yang saling bergantung satu dengan yang lain. Lawrence memang terlihat cukup kelelahan dalam beberapa adegan yang mengharuskan karakternya terlibat dalam aksi fisik. Meskipun begitu, Lawrence masih cukup handal untuk menjadikan karakter Detective Lieutenant Marcus Burnett sebagai sosok karakter yang menarik – dan pendamping yang apik bagi sosok Detective Lieutenant Mike Lowrey yang juga sukses kembali dimainkan dengan baik oleh Smith. Beberapa pemeran dengan karakter baru juga mampu mencuri perhatian. Kate del Castillo dan Jacob Scipio berhasil menghadirkan sosok-sosok antagonis yang kuat. Dan meskipun karakter-karakter yang mereka perankan seringkali terasa tenggelam atau tidak tergali dengan baik, Paola Núñez, Vanessa Hudgens, Alexander Ludwig, dan Charles Melton juga memberikan penampilan yang semakin menambah kuat kualitas solid departemen akting film.
Bad Boys for Life (2020)
Directed by Adil El Arbi, Bilall Fallah Produced by Jerry Bruckheimer, Will Smith, Doug Belgrad Written by Chris Bremner, Peter Craig, Joe Carnahan (screenplay), Peter Craig, Joe Carnahan (story), George Gallo (characters) Starring Will Smith, Martin Lawrence, Vanessa Hudgens, Alexander Ludwig, Charles Melton, Paola Núñez, Kate del Castillo, Nicky Jam, Joe Pantoliano, Theresa Randle, Jacob Scipio, Jamie Neumann, Massi Furlan, Dennis Greene, Bianca Bethune, Michael Bay, DJ Khaled Music by Lorne Balfe Cinematography Robrecht Heyvaert Edited by Dan LebentalP, eter McNulty Production companies Columbia Pictures/Don Simpson/Jerry Bruckheimer Films/2.0 Entertainment/Overbrook Entertainment/Columbia Pictures Mexico Running time 124 minutes Country United States, Mexico Language English
One thought on “Review: Bad Boys for Life (2020)”