Merupakan film keenam dalam seri Terminator – well… ketiga jika Anda menuruti titah kreator seri film ini, James Cameron, yang menganggap keberadaan tiga film terakhir dalam seri ini; Terminator 3: Rise of the Machines (Jonathan Mostow, 2003), Terminator Salvation (McG, 2009), Terminator Genisys (Alan Taylor, 2015), sebagai “sekuel tidak resmi” – Terminator: Dark Fate menjadi ajang reuni bagi aktor Arnold Schwarzenegger dan aktris Linda Hamilton yang untuk pertama kalinya kembali tampil bersama setelah membintangi Terminator 2: Judgment Day (Cameron, 1991). Diarahkan oleh Tim Miller (Deadpool, 2016) berdasarkan naskah cerita yang digarap David S. Goyer (Batman v. Superman: Dawn of Justice, 2016), Justin Rhodes, dan Billy Ray (Gemini Man, 2019), Terminator: Dark Fate menghadirkan elemen pengisahan yang akan mengingatkan banyak penontonnya pada alur cerita The Terminator (Cameron, 1984) dan Terminator 2: Judgment Day. Komposisi cerita tersebut jelas akan membantu banyak penonton dari generasi baru untuk memahami seluk beluk pengisahan dari seri film yang kini telah berusia lebih dari 35 tahun ini. Di saat yang bersamaan, mereka yang telah merasa familiar dengan tema cerita seri film ini tentu akan merasa bahwa Terminator: Dark Fate tidak mampu untuk menghadirkan sesuatu yang baru.
Berlatar belakang di masa sekarang, Terminator: Dark Fate memberikan fokus ceritanya pada sosok Daniella Ramos (Natalia Reyes) yang secara tiba-tiba kedatangan robot pembunuh dari masa depan yang dikenal sebagai Terminator Rev-9 (Gabriel Luna) dan, tentu saja, berusaha untuk membunuh dirinya. Beruntung, hidup Daniella Ramos berhasil diselamatkan oleh Grace (Mackenzie Davis), seorang tentara yang juga berasal dari masa depan dan kembali ke masa sekarang karena dirinya mendapatkan tugas untuk melindungi Daniella Ramos. Kehadiran Terminator Rev-9 di masa sekarang tersebut ternyata juga telah diketahui oleh Sarah Connor (Hamilton) yang juga memiliki keterikatan sejarah dengan para robot pembunuh tersebut. Bersama, Grace dan Sarah Connor kemudian mulai memutar otak untuk mencari cara untuk menyembunyikan keberadaan Daniella Ramos sekaligus mencari jalan keluar untuk melenyapkan Terminator Rev-9 yang dikenal sangat, sangat tangguh dan sulit dikalahkan tersebut.
Memang, tidak terlalu sulit untuk merasakan bahwa kehadiran Terminator: Dark Fate adalah murni merupakan usaha Cameron – dan produser David Ellison (Mission: Impossible – Fallout, 2018) – untuk menghidupkan kembali peluang komersial dari seri Terminator yang telah terasa begitu meredup pada beberapa film terakhirnya. Sayang, mereka yang mengharapkan kehadiran sebuah eksplorasi pengisahan baru pada linimasa cerita seri Terminator jelas akan merasa cukup kecewa dengan alur kisah garapan Goyer, Rhodes, dan Ray yang berisi tidak lebih dari sekedar adaptasi bebas berbagai konflik yang sebelumnya telah dikisahkan dalam The Terminator maupun Terminator 2: Judgment Day. Tidak sepenuhnya buruk. Karakter-karakter baru seperti Grace, Daniella Ramos, serta Terminator Rev-9 berhasil diberikan gambaran karakter yang atraktif. Kehadiran sentuhan warna politik pada jalan cerita film – dimana para penulis naskah Terminator: Dark Fate sepertinya begitu bersikukuh dalam mengomentari hubungan politis antara Amerika Serikat dengan negara tetangganya, Meksiko – juga cukup dapat memberikan penyegaran yang lugas.
Pengarahan yang diberikan Miller terhadap Terminator: Dark Fate sendiri harus diakui mampu memberikan dukungan kehidupan yang cukup esensial bagi presentasi alur pengisahan film. Miller menempatkan filmnya pada ritme pengisahan yang cepat. Momen-momen aksi yang dieksekusi Miller seluruhnya layak untuk mendapatkan penilaian yang memuaskan – termasuk adegan kejar-kejaran antara karakter Grace, Daniella Ramos, dan Terminator Rev-9 di paruh awal film yang benar-benar menegangkan. Terlepas dari kefamiliaran jalan cerita yang dihadirkan, Miller mampu untuk menjaga film ini terhindar dari kesan penceritaan yang monoton. Penonton mungkin dapat menebak kemana arah cerita film ini melangkah namun, di saat yang bersamaan, eksekusi Miller akan membuat setiap penonton dapat menikmati perjalanan langkah cerita tersebut. Dukungan teknis yang maksimal – meskipun tanpa kehadiran tatanan audio maupun visual yang istimewa layaknya film-film yang berada dalam “pengawasan” Cameron – juga memberikan sokongan pada kualitas film.
Meskipun tidak terlalu maksimal, kehadiran Schwarzenegger dan Hamilton jelas akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi Terminator: Dark Fate. Penampilan fisik keduanya boleh saja telah termakan usia namun kharisma dan kekuatan akting dalam menghidupkan karakter Terminator T-800 dan Sarah Connor jelas masih dapat dihandalkan. Bintang utama bagi film ini jelas adalah penampilan prima dari Davis. Sebagai karakter Grace, Davis tampil maksimal sekaligus seringkali emosional. Penampilannya juga yang kerap membuat kehadiran akting Reyes sebagai aktris utama terasa dikesampingkan. Davis jelas akan menemukan banyak penggemar baru setelah kehadirannya di film ini. Secara keseluruhan, Terminator: Dark Fate menghadirkan presentasi yang masih cukup layak untuk dinikmati meskipun tidak terlalu mampu meninggalkan kesan yang begitu mendalam.
Terminator: Dark Fate (2019)
Directed by Tim Miller Produced by James Cameron, David Ellison Written by David S. Goyer, Justin Rhodes, Billy Ray (screenplay), James Cameron, Charles H. Eglee, Josh Friedman, David S. Goyer, Justin Rhodes (story), James Cameron, Gale Anne Hurd (characters) Starring Linda Hamilton, Arnold Schwarzenegger, Mackenzie Davis, Natalia Reyes, Gabriel Luna, Diego Boneta, Tristán Ulloa, Alicia Borrachero, Manuel Pacific, Enrique Arce, Fraser James, Tom Hopper, Steven Cree, Stuart McQuarrie, Jude Collie, Aaron Kunitz, Neil Corbould Music by Tom Holkenborg Cinematography Ken Seng Edited by Julian Clarke Production company Paramount Pictures/Skydance Media/20th Century Fox/Tencent Pictures/TSG Entertainment/Lightstorm Entertainment Running time 128 minutes Country United States Language English