The Help (2011) jelas bukanlah kali pertama Octavia Spencer membintangi film yang diarahkan oleh Tate Taylor. Sebelumnya, bersama dengan Allison Janney yang juga membintangi The Help, Spencer turut berperan dalam film pendek yang menjadi debut pengarahan Taylor, Chicken Party (2003), serta Pretty Ugly People (2008) yang menjadi kali pertama Taylor mengarahkan sebuah film panjang. Namun, penampilannya dalam The Help jelas menghasilkan batu loncatan tersendiri bagi Spencer untuk menjadi salah satu aktris paling dikenal di Hollywood. Selain berhasil memenangkannya sebuah Oscar untuk Best Actress in a Supporting Role di ajang The 84th Annual Academy Awards, penampilan Spencer di film tersebut juga mampu membawanya untuk membintangi film-film kaliber Academy Awards lain seperti Hidden Figures (Theodore Melfi, 2016) dan The Shape of Water (Guillermo del Toro, 2017) serta berbagai film produksi Hollywood lainnya – yang kebanyakan menempatkan Spencer sebagai pemeran pendukung.
Ma, yang menjadi film arahan Taylor setelah kesuksesan The Girl on the Train (2016), menandai beberapa hal yang berbeda pada kolaborasi Spencer dan Taylor: Ma menjadi film horor perdana yang melibatkan keduanya dan film ini juga menjadi kali pertama dimana Spencer dilibatkan sebagai aktris pemeran utama. Dengan naskah cerita yang digarap oleh Scotty Landes, Ma bercerita tentang seorang wanita penyendiri bernama Sue Ann Ellington (Spencer) yang lantas kemudian mulai dikenal dengan sebutan Ma bagi banyak remaja di lingkungannya setelah dirinya kerap mengadakan pesta yang menyediakan banyak minuman alkohol di rubanah rumahnya. Seorang wanita dewasa yang mengundang para remaja untuk berpesta di rumahnya? Creepy. Keanehan mulai dirasakan oleh Maggie Thompson (Diana Silvers) dan teman-teman dekatnya, Haley (McKaley Miller), Andy Hawkins (Corey Fogelmanis), Chaz (Gianni Paolo), dan Darrell (Dante Brown), ketika Sue Ann Ellington terus memaksa mereka untuk datang ke tiap pesta yang diadakannya. Dan ketika Maggie Thompson beserta teman-temannya menolak datang… Sua Ann Ellington telah menyusun rencana untuk memberi mereka sebuah pelajaran.
Diproduksi oleh rumah produksi yang tahun ini juga telah merilis film-film horor seperti Glass (M. Night Shyamalan, 2019) dan Happy Death Day 2U (Christopher Landon, 2019), Ma menyajikan sebuah sentuhan berbeda pada jalinan kisah yang mungkin telah terasa begitu familiar. Naskah cerita buatan Landes memang membuka lapisan pengisahannya secara perlahan. Ma mengawali presentasinya dengan berbagai keanehan yang ditunjukkan oleh karakter Sue Ann Ellington ketika dirinya berhubungan dengan karakter Maggie Thompson dan teman-teman akrabnya. Secara perlahan, beriringan dengan momen ketika film ini mencoba menggali latar belakang kehidupan karakter Sue Ann Ellington di masa lampau, Landes mulai menghasilkan konflik yang melibatkan tema semacam perundungan, kenangan kelam di masa lalu, hingga sikap overprotektif dan posesif yang membuat linimasa penceritaan Ma terasa menjadi cukup berwarna. Berwarna, namun seringkali juga terasa acak ketika barisan konflik tersebut disajikan tanpa tingkat kematangan yang sesuai.
Ketidakseimbangan pengembangan konflik dan karakter yang terdapat pada naskah cerita garapan Landes jelas kemudian membayangi pengarahan yang diberikan oleh Taylor. Taylor memang masih mampu menghadirkan momen-momen ketegangan yang membuat Ma hadir cukup mengejutkan bagi penontonnya. Namun, selain beberapa momen emas tersebut, Ma tampil dengan ritme pengisahan yang gagal tertata dengan baik – bergerak secara lamban dan perlahan pada awal pengisahan namun kemudian terburu-buru untuk memberikan konklusi cerita karena minimalisnya pengembangan cerita di paruh pertengahan film. Banyaknya karakter yang hadir di linimasa cerita film – karakter-karakter yang dibintangi Janney, Luke Evans, Juliette Lewis, dan Missi Pyle – juga lebih sering menghambat kedinamisan pengisahan film ketika gagal diberikan porsi pengisahan yang tegas. Terlepas dari keanehan premis cerita yang sebenarnya dapat menjadi potensi besar bagi kualitas pengisahan film secara keseluruhan, Ma lantas berakhir dengan kesan yang tanggung di semua lininya.
Taylor jelas beruntung mampu mendapatkan barisan pengisi departemen akting yang sukses memberikan nyawa dan tenaga bagi filmnya. Selain para pemeran yang berasal dari jajaran aktor dan aktris kaliber Hollywood, para aktor dan aktris muda yang mengisi departemen akting Ma juga tampil tidak mengecewakan. Meskipun begitu, jelas sulit untuk membantah bahwa Spencer menjadi senjata utama bagi Ma dalam menghasilkan banyak momen terbaiknya. Spencer sukses menterjemahkan sosok Sue All Ellington menjadi karakter yang aneh sekaligus menyeramkan di beberapa bagian film namun tetap berhasil menghasilkan simpati bagi karakter tersebut ketika latar belakang pengisahannya kemudian dibuka secara utuh. Bukan sebuah presentasi horor yang benar-benar mengesankan namun Ma jelas menjadi pembuktian bagi Spencer bahwa dirinya adalah sosok yang memiliki kemampuan untuk menjadi aktris utama dan ditempatkan di barisan terdepan sebuah film. [C]
Ma (2019)
Directed by Tate Taylor Produced by Jason Blum, Tate Taylor, John Norris Written by Scotty Landes Starring Octavia Spencer, Diana Silvers, Juliette Lewis, Luke Evans, Corey Fogelmanis, McKaley Miller, Gianni Paolo, Dante Brown, Missi Pyle, Tanyell Waivers, Allison Janney, Dominic Burgess, Heather Marie Pate, Tate Taylor, Victor Turpin, Margaret Fegan, Kyanna Simone Simpson, Skyler Joy, Andrew Matthew Welch, Nicole Carpenter Music by Gregory Tripi Cinematography Christina Voros Edited by Lucy Donaldson, Jin Lee Production company Blumhouse Productions/Wyolah Films Running time 99 minutes Country United States Language English