Review: Sekte (2019)


Setelah mengarahkan beberapa film pendek – termasuk mengarahkan salah satu segmen dalam film omnibus 3Sum (2013), William Chandra melakukan debut pengarahan film panjangnya melalui Sekte. Filmnya sendiri berkisah mengenai seorang gadis (Asmara Abigail) yang kehilangan ingatannya ketika terbangun setelah tidak sadarkan diri akibat kecelakaan yang ia alami. Beruntung, selama masa tidak sadarkan diri tersebut, sang gadis diselamatkan oleh Dewi (Gesata Stella) dan beberapa temannya yang hidup di satu rumah yang menurut Dewi menjadi tempat tinggal bagi orang-orang yang merasa terasingkan oleh dunia. Awalnya, sang gadis merasa aman dan nyaman dengan sikap bersahabat yang ditunjukkan Dewi bersama dengan teman-temannya selama ia dirawat. Namun, secara perlahan, sang gadis mulai merasakan berbagai hal aneh yang terjadi di lingkungan rumah tersebut. Dan ketika sang gadis mulai menyadari bahwa Dewi dan teman-temannya memiliki rahasia kelam yang dapat membahayakan nyawanya, sang gadis mulai mencari cara untuk segera keluar dari rumah tersebut.

Dengan judul-judul seperti Pengabdi Setan (Joko Anwar, 2017), Kafir (Azhar Kinoi Lubis, 2018), Sebelum Iblis Menjemput (Timo Tjahjanto, 2018), hingga Hereditary (Ari Aster, 2018) yang dirilis selama beberapa tahun terakhir, rasanya tidak sulit untuk menduga kemana arah pengisahan yang ingin dihadirkan oleh film yang naskah ceritanya ditulis oleh Chandra bersama dengan Husein M. Atmojo (Kau & Aku Cinta Indonesia, 2014) ini. Tentu saja, pemilihan Sekte sebagai judul film sendiri sebenarnya telah menjadi pembuka tabir terbesar pada esensi misteri yang sebenarnya ingin dibentuk. Sial, sebagai sebuah presentasi horor dengan tema dan garis besar pengisahan yang terlanjur familiar, Sekte gagal untuk menawarkan sentuhan cerita yang lebih segar atau menarik. Bahkan, lebih buruk, hampir tidak ada satupun elemen dalam pengisahan Sekte yang mampu bekerja untuk menjadikan film ini sebagai sebuah presentasi horor yang efektif.

Naskah cerita garapan Chandra dan Atmojo terasa hanya berfokus pada pembangunan misteri cerita di awal film dan adegan horor klimaks di paruh akhir cerita. Diantaranya, Sekte terasa berjalan di tempat dengan menghadirkan berbagai konflik atau karakter yang setengah matang. Chandra dan Atmojo juga berusaha memberikan pendalaman pada tema cerita dengan menghadirkan beberapa komentar sosial tentang sikap fanatisme dan pemujaan berlebihan yang memang terasa relevan dengan situasi dunia sekarang. Penggunaan dialog dengan pilihan kata dan kalimat yang bernuansa kaku di paruh awal film sebenarnya merupakan bagian dari elemen misteri cerita Sekte yang nantinya dibuka di paruh akhir film. Namun, dengan eksekusi yang cenderung lemah, barisan dialog kaku tersebut justru menjadi penghalang bagi film ini untuk membiarkan para aktor pemeran karakter-karakter di dalam jalan ceritanya dapat tampil dengan jangkauan emosi yang lebih lugas. 

Well… dialog bernuansa kaku mungkin bukanlah hambatan besar jika Abigail – she’s no Tara Basro for sure – dan barisan pengisi departemen akting film ini mampu memberikan penampilan akting terbaik mereka. Sayang, selain Derby Romero dan Rizky Nazar yang hadir dalam kapasitas pengisahan yang terbatas, departemen akting film ini tampil dengan kualitas buruk dan bahkan menggelikan di beberapa bagian film. Sekte sebenarnya sempat beberapa kali berhasil menyiratkan beberapa momen potensial. Meskipun pengarahan yang ia berikan kepada para pemerannya masih cenderung lemah dan terlalu bergantung pada kemampuan akting masing-masing pemeran, Chandra memiliki intuisi pengarahan cerita yang cukup apik. Sekte mampu ia hadirkan dengan desain produksi yang meyakinkan. Bangunan atmosfer kelam pengisahan juga cukup kuat sehingga Chandra tidak pernah terasa terlalu mengandalkan momen-momen horor berisi iringan musik yang tampil mengejutkan. Dan, bahkan pada bagian terlemah Sekte, Chandra tetap berhasil menjaga ritme penceritaan film.

Tentu saja, kilasan-kilasan potensi tersebut tidak memberikan pengaruh banyak ketika disajikan dengan barisan kelemahan cerita yang terlalu mendominasi. Sekte berakhir sebagai sebuah presentasi horor dengan cerita klise yang tergarap lemah. [D-]

sekte-rizky-nazar-asmara-abigail-film-indonesia-movie-posterSekte (2019)

Directed by William Chandra Produced by Derby Romero, Marsio Juwono Written by William Chandra, Husein M. Atmojo Starring Asmara Abigail, Derby Romero, Rizky Nazar, Gesata Stella, Trisa Triandesa, Natalius Chendana, Eduwart Manalu, Nadira Adnan, Fangtatis, Saefullah Mahyudin, Djaelani, Atjih Isnawati Music by Yellow Box Cinematography Patrick Tashadian Edited by Reynaldi Christanto Production company Open Door Films/Silver Bullet Film/Yellow Box Running time 89 minutes Country Indonesia Language Indonesian

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s