Review: Posesif (2017)


Diarahkan oleh Edwin (Kebun Binatang, 2012) dalam film yang menandai kali pertama film arahannya tayang secara luas di pelbagai jaringan bioskop komersial Indonesia, Posesif merupakan sebuah drama romansa remaja yang berkisah mengenai hubungan percintaan antara Lala (Putri Marino) dan Yudhis (Adipati Dolken). Lala, seorang siswi cerdas yang juga seorang atlet loncat indah berprestasi, langsung terkesan dengan perkenalannya dengan Yudhis yang merupakan seorang siswa baru di sekolahnya. Dalam waktu singkat, Lala dan Yudhis tak lagi dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hubungannya dengan Yudhis bahkan secara perlahan membuat Lala menarik diri dari sesi latihan loncat indahnya bersama sang ayah yang juga merupakan pelatihnya (Yayu Unru) sekaligus mengurangi waktu yang ia habiskan bersama dua sahabatnya, Ega (Gritte Agatha) dan Rino (Chicco Kurniawan). Namun, seiring dengan pertambahan usia hubungannya dengan Yudhis, Lala mulai menemukan sisi gelap dari kepribadian Yudhis yang membuatnya terjebak dalam sebuah hubungan yang tak dapat dihindarinya.

Merangkai sebuah film drama romansa remaja dengan daya tarik yang universal – bercerita dengan bahasa dan sudut pandang para remaja namun dengan kekuatan pengisahan yang tetap berhasil mengikat para penonton dewasa – jelas bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Beruntung, kualitas penulisan naskah cerita yang diberikan Gina S. Noer (Habibie & Ainun, 2012) yang berpadu dengan pengarahan yang diberikan Edwin berhasil mendorong Posesif menjadi sebuah presentasi cerita yang begitu piawai dalam menyentuh berbagai tingkat emosional penontonnya. Penonton diberikan ruang yang cukup dalam mendalami karakter Lala dan Yudhis – dan karakter-karakter yang berada di sekitar mereka yang memberikan pengaruh pada kepribadian mereka. Lewat cara inilah penonton mulai menanamkan ketertarikan mereka pada kedua karakter utama tersebut dan, secara perlahan, turut tenggelam dalam aliran kisah romansa mereka.

Selayaknya film-film drama remaja yang menghadirkan kisah romansa antara karakter-karakter di dalam jalan ceritanya, Posesif juga menghadirkan deretan dialog dan plot bernuansa percintaan yang begitu manis. Cukup manis untuk membuat para penontonnya tersenyum namun tidak pernah terasa berlebihan untuk membuat mereka memutar bola mata. Namun, hal terbaik dari pengisahan Posesif adalah keberanian Noer dan Edwin dalam membedah problema kekerasan dalam masa pacaran (dan kekerasan dalam rumah tangga) pada jalinan hubungan romansa yang membelit karakter Lala dan Yudhis. Meskipun disampaikan dengan begitu bersahaja, Noer tidak pernah terasa takut untuk memberikan atmosfer kelam pada jalan cerita yang dibentuknya. Noer mampu menggarap problema kekerasan dalam sebuah hubungan asmara tersebut secara gamblang: bagaimana kondisi tersebut “menjangkiti” seseorang, menahan dan menjebak orang lain untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat tersebut, dan kemudian akhirnya “menularkan” perilaku tidak sehat tersebut pada orang lain. Noer juga tidak pernah melapisi perilaku menyimpang tersebut dengan kesan manis atau romantis. Sebuah sentuhan yang kemudian membuat Posesif kental dengan nada pengisahan thriller pada banyak bagiannya.

Edwin sendiri mampu memberikan pengarahan yang semakin memperkokoh kekuatan penceritaan yang telah dibentuk oleh naskah cerita garaoan Noer. Secara seksama, Edwin menjaga ritme penceritaan filmnya agar mampu menghasilkan perkembangan ikatan emosional yang kuat pada penonton – Edwin bahkan memilihkan lagu No One Can Stop Us milik Dipha Barus dan Dan… milik Sheila on 7 untuk mengisi dua adegan krusial filmnya yang sekaligus memperkuat ikatan emosional tersebut. Paduan tata sinematografi karya Batara Goempar serta iringan komposisi musik buatan Mar Galo dan Dave Lumanta harus diakui turut memberikan andil dalam membentuk atmosfer pengisahan yang tepat di sepanjang 102 menit durasi presentasi film ini. Dan meski dilabeli sebagai film komersial pertamanya, tidak dapat disangkal bahwa berbagai sentuhan khas Edwin masih menghiasi berbagai sudut pengisahan Posesif. Nuansa sunyi yang selalu dapat dirasakan dari film-filmnya, khususnya, masih terasa kental kehadirannya dalam presentasi Posesif dan bahkan menjadi elemen penting dalam pengisahan film.

Dari departemen akting, Posesif mendapatkan dukungan yang solid dari penampilan Dolken dan Marino. Sebagai seorang remaja penyendiri dengan kepribadian yang kelam, Dolken mampu menyajikan karakter Yudhis dengan sangat kuat – mulai dari gestur tubuh hingga tatapan dalam matanya. Penampilan yang membuat karakter Yudhis dapat terasa begitu manis dan romantis di beberapa bagian dan berubah menjadi menakutkan di bagian lain. Jelas merupakan penampilan terbaik Dolken di sepanjang karirnya sebagai seorang aktor hingga saat ini. Meskipun merupakan penampilan akting pertamanya, Marino mampu mengimbangi penampilan Dolken dengan baik. Chemistry antara Dolken dan Marino hadir meyakinkan dan menjadikan karakter yang mereka perankan tampil begitu meyakinkan. Dan meskipun karakter-karakter pendukung yang mereka perankan hadir dengan porsi pengisahan yang terbatas, Cut Mini, Yayu Unru, Gritte Agatha, dan Chicco Kurniawan mampu memberikan penampilan yang semakin memperkuat kualitas departemen akting film ini. [B]

posesif-film-indonesia-movie-posterPosesif (2017)

Directed by Edwin Produced by Muhammad Zaidy, Meiske Taurisia Written by  Gina S. Noer Starring Putri Marino, Adipati Dolken, Gritte Agatha, Chicco Kurniawan, Cut Mini, Yayu Unru, Ismail Basbeth, Maulidina Putri, Herlyani Dias Sukmahati, Pranarta, Iedham Abditama, Radit Oza Zakaria, Tyas Nurmara, Tri Anggoro, Adil Ibra Music by  Mar Galo, Dave Lumenta Cinematography Batara Goempar Edited by W. Ichwandiardono Production company Palari Films Running time 102 minutes Country Indonesia Language Indonesian

10 thoughts on “Review: Posesif (2017)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s