Review: Wewe (2015)


wewe-posterMungkin, berdasarkan tiga film horor terakhir yang ia sutradarai – Air Terjun Pengantin (2009), Mati Suri (2009) dan Jenglot Pantai Selatan (2011), penikmat film horor Indonesia seharusnya sudah tersadar bahwa masa-masa Rizal Mantovani untuk menghasilkan karya-karya horor berkesan seperti Jelangkung (2001) atau bahkan Kuntilanak (2006) sepertinya sulit untuk terulang kembali. Jangan salah. Rizal memang masih selalu mampu untuk mengemas filmnya dengan kualitas desain produksi yang (kebanyakan) berada di atas kelas film-film horor Indonesia lainnya. Namun untuk penceritaan? Rizal sepertinya kesulitan untuk menemukan tandem yang pas untuk dapat memberikan kerangka cerita yang dapat ia bangun dengan kualitas yang tepat sekaligus memuaskan penontonnya.

Film horor terbaru arahan Rizal, Wewe, sayangnya kembali gagal untuk mematahkan kebenaran pernyataan tersebut. Dengan naskah cerita yang digarap oleh Anto Nugroho dan Bayu Abdinegoro, Wewe berkisah tentang pasangan suami istri, Jarot (Agus Kuncoro) dan Irma (Inong Nidya Ayu), yang bersama dengan kedua puterinya, Luna (Nabilah JKT48) dan Aruna (Khadijah Banderas), baru saja pindah ke sebuah rumah baru. Bisa ditebak, rumah yang terletak jauh dari lingkungan perkotaan tersebut kemudian menghadirkan begitu banyak misteri bagi para penghuni barunya. Puncak misteri hadir ketika puteri bungsu Jarot dan Irma, Aruna, tidak diketemukan keberadaannya. Tidak menyerah begitu saja, Jarot, Irma dan Luna lantas mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk menemukan sekaligus merebut Aruna kembali dari makhluk mistis penghuni rumah tersebut yang mereka sebut sebagai wewe.

Tidak seperti Kuntilanak yang juga mengangkat urban legend tradisional Indonesia, Wewe dikemas dengan deretan formula khas horor Indonesia yang telah terasa begitu usang akibat terlalu sering disajikan dalam film-film sejenis dalam beberapa tahun terakhir. Jelas, banyak adegan yang harusnya mampu memberikan rasa menegangkan pada para penontonnya kemudian tampil datar tanpa adanya kesan apapun. Kisah drama keluarga yang menyertainya juga gagal untuk dikembangkan dengan seksama. Bagian yang seharusnya menghasilkan ikatan emosional kepada para penonton sekaligus menjadi jembatan bagi peningkatan intensitas penceritaan horor film ini justru seringkali terasa menganggu akibat porsinya yang terlalu besar namun tersaji dengan kedalaman cerita yang terasa terlalu dangkal. Hal ini juga semakin dipersulit dengan kehadiran karakter-karakter yang sulit untuk mendapatkan simpati penonton akibat penggambaran karakteristik mereka yang begitu hambar.

Penggalian karakter yang kurang begitu mendalam jelas memberikan kesulitan bagi masing-masing pemeran untuk menghidupkan karakter yang mereka perankan. Baik Agus Kuncoro dan Inong Nidya Ayu telah memberikan kontribusi akting terbaik mereka bagi Wewe. Namun, dengan karakter yang memiliki gambaran sikap konstan yang dihadirkan semenjak awal film – kedua karakter mereka terus menerus digambarkan saling berseteru satu sama lain, jelas adalah sulit untuk melihat usaha akting terbaik tersebut. Sementara itu, Nabilah JKT48 dan Khadijah Banderas sendiri tampil tidak terlalu buruk meskipun harus diakui keduanya masih terlihat kaku dalam sajian akting mereka pada beberapa adegan.

Seperti yang telah ditekankan sebelumnya, meskipun dengan kelemahan yang cukup besar pada pengarahan cerita, Wewe tetap mampu dihadirkan dengan kualitas produksi yang sangat dinamis. Andi Rianto mampu menyajikan tata musik dengan nuansa yang mencekam – cukup mampu beberapa kali mengisi kekosongan atmosfer horor yang terasa hilang dari dalam jalan cerita. Rizal Mantovani juga mampu mengkreasikan wujud karakter wewe dengan tampilan yang cukup menyeramkan. Sayang memang jika kemudian dua keunggulan horor tersebut gagal untuk dimanfaatkan dengan lebih baik lagi akibat kualitas pengolahan jalan cerita yang sama sekali tidak memberikan ruang yang tepat bagi Wewe untuk menghasilkan atmosfer horor yang lebih berkesan bagi banyak penontonnya. [C-]

Wewe (2015)

Directed by Rizal Mantovani Produced by Gope T. Samtani Written by Anto Nugroho, Bayu Adinegoro (screenplay), Rizal Mantovani (story) Starring Agus Kuncoro, Nabilah JKT48, Inong Nidya Ayu, Khadijah Banderas, Yafi Tesa Zahara, Dian Nova Music by Andi Rianto Cinematography Rudy Novan Editing by Ganda Harta Studio Rapi Films Running time 100 minutes Country Indonesia Language Indonesian

One thought on “Review: Wewe (2015)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s