Review: Ghost Rider: Spirit of Vengeance (2012)


Sekilas info: Nicolas Cage akan bergabung bersama Steve Carell, Jack Black, Catherine Keener dan Elizabeth Banks dalam film terbaru arahan sutradara sekaligus penulis naskah Charlie Kaufman, Frank or Francis, yang direncanakan akan rilis pada tahun 2013 mendatang. Jelas sebuah film dengan prospek yang sangat menjanjikan mengingat Kaufman dikenal dengan naskah-naskah filmnya seperti Being John Malkovich (1999) dan Adaptation (2002) yang meraih nominasi Academy Awards di kategori Best Original Screenplay serta Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004) yang akhirnya memenangkan Kaufman sebuah Academy Awards. Sementara menunggu perilisan Frank or Francis, Anda dapat menyaksikan penampilan Cage dalam film Ghost Rider: Spirit of Vengeance – yang mudah-mudahan akan menjadi memori terakhir Anda mengenai betapa akrabnya Cage dengan film-film berkualitas medioker.

Ghost Rider: Spirit of Vengeance merupakan sekuel dari Ghost Rider yang berhasil meraup keuntungan komersial sebesar US$228 juta dari biaya produksi sebesar US$110 juta ketika dirilis pada tahun 2007 yang lalu… walaupun mendapatkan kritikan tajam dari kritikus film dunia dan “berhasil” memberikan Cage sebuah nominasi Razzie Awards sebagai Worst Actor. Awalnya akan disutradarai oleh David S. Goyer – sutradara dari The Unborn (2009) yang juga merupakan salah satu penulis cerita dari The Dark Knight (2008), Ghost Rider: Spirit of Vengeance akhirnya kemudian disutradarai oleh duo Mark Neveldine dan Brian Taylor (Crank, 2006) dengan masih memanfaatkan bagian cerita dan naskah yang telah dituliskan oleh Goyer. Well… jangan terlalu senang mengingat masa keterlibatan Goyer dalam penulisan The Dark Knight. Ghost Rider: Spirit of Vengeance, bagaimanapun, adalah bagian yang tak terlepaskan dari Ghost Rider, termasuk kualitas filmnya: cheesy, mudah ditebak dan Nicolas Cage yang semakin terlihat menyedihkan dalam penampilan aktingnya.

Serius! Ketika menyaksikan Cage berperan sebagai Johnny Blaze/Ghost Rider dalam satu adegan di Ghost Rider: Spirit of Vengeance dimana ia tertawa-tawa gila sambil menatap kamera – layaknya beberapa penampilan yang dapat Anda saksikan di YouTube – mau tidak mau mereka yang semenjak lama mengenal Cage akan kembali terkenang akan berbagai memori menyenangkan tentang aktor pemenang Academy Awards tersebut. Momen-momen dimana Cage selalu terlibat dalam film-film berkelas yang memancing perhatian berbagai ajang penghargaan film maupun pujian-pujian dari kritikus film dunia. Anyway, Cage memang selalu berhasil tampil meyakinkan dalam penampilannya. Cukup disayangkan penampilan meyakinkan tersebut terbuang dengan percuma untuk film-film sekelas Ghost Rider: Spirit of Vengeance.

Melanjutkan kisah dari Ghost Rider – Maaf! Kali ini tanpa kehadiran Eva Mendes – Ghost Rider: Spirit of Vengeance mengisahkan mengenai Johnny Blaze yang menyembunyikan dirinya dari kehidupan luar di Eropa Timur akibat kutukan yang harus dijalaninya sebagai seorang Ghost Rider. Persembunyiannya kemudian terganggu oleh kedatangan seorang biksu asal Perancis bernama Moreau (Idris Alba) yang meminta bantuan Blaze untuk menolong seorang anak bernama Danny (Fergus Riordan) yang saat ini, bersama ibunya, Nadya (Violante Placido), sedang dikejar-kejar oleh Roarke (Ciarán Hinds), penjelmaan Setan di atas muka Bumi yang dulu juga sempat membuat perjanjian bersama Blaze dan akhirnya membuatnya menjadi seorang Ghost Rider.

Roarke sendiri mengejar Danny bukan tanpa alasan. Sama seperti Blaze, Nadya dulu pernah membuat perjanjian dengan Roarke… dan bahkan sempat menjalin hubungan dengannya. Sebuah hubungan yang akhirnya membuat seorang anak, Danny. Sesuai perjanjian, di saat waktunya tiba, Danny akan digunakan Roarke sebagai penampung kekuatannya, yang kemudian akan membuat posisi Roarke di muka Bumi akan semakin menguat dan, tentu saja, akan membawa sebuah era kegelapan di atas muka Bumi. Kini, nyawa Danny, dan masa depan masyarakat Bumi, berada di tangan Blaze alias Ghost Rider yang bersiap untuk mengamankan Danny sekaligus membalaskan dendamnya kepada Roarke.

Tentu saja, seperti yang dapat Anda bayangkan melalui deskripsi singkat di atas, Ghost Rider: Spirit of Vengeance mengandung deretan adegan sederhana yang mungkin telah banyak digunakan oleh berbagai film Hollywood sejenis lainnya: seseorang mendatangi sosok protagonis utama untuk memohon bantuannya agar dapat menolong seorang anak, sang karakter protagonis utama awalnya menolak, sang anak dikejar-kejar sang karakter antagonis utama, sang karakter protagonis utama akhirnya menyelamatkan sang anak, sang anak kemudian diculik lagi oleh sang karakter antagonis utama, terbentuk sebuah pertarungan sengit dan kemudian sang karakter protagonis utama berhasil menyelamatkan sang anak lagi. Dan film berakhir. Sebuah bonus kisah cinta mungkin terjalin diantara rentetan adegan tersebut.

Mark Neveldine dan Brian Taylor adalah dua sutradara yang mulai melambung namanya berkai kinerja mereka dalam Crank, sebuah film action yang murni menjual kemampuan Jason Statham dalam melakukan sederetan adegan laga. Berbeda dengan Crank, yang sepertinya nyaris tidak membutuhkan jalan cerita yang jelas, Ghost Rider: Spirit of Vengeance adalah sebuah penceritaan yang sebenarnya membutuhkan adanya penceritaan untuk dapat tampil maksimal. Namun, kenyataannya, film ini hadir tanpa jalan cerita yang berarti. Neveldine dan Taylor berusaha menggantikan posisi jalan cerita tersebut dengan deretan visual effects dan adegan aksi yang sebenarnya cukup mampu tampil mengesankan pada beberapa bagian. Namun, tetap saja, hal tersebut tidak dapat mengisi posisi jalan cerita yang akhirnya berjalan hambar dan datar.

Nicolas Cage tampil dalam kapasitas biasa sebagai seorang aktor. Benar, ia berusaha semampu mungkin untuk menghidupkan karakter Johnny Blaze/Ghost Rider yang ia perankan. Namun lemahnya karakterisasi dan jalan cerita film ini sepertinya akan menjadi penghalang terbesar bagi aktor manapun untuk dapat melakukannya. Akhirnya, Cage malah terlihat menggelikan setiap tampil sebagai Ghost Rider yang memang sedikit kehilangan kewarasannya. Tidak ada penampilan pengisi departemen akting yang istimewa dalam film ini. Seluruh jajaran pemeran Ghost Rider: Spirit of Vengeance tampil dalam kapasitas yang biasa saja. Setidaknya tidak mengecewakan.

Mungkin jika Anda tidak menghadirkan ekspektasi apapun sebelum menyaksikan Ghost Rider: Spirit of Vengeance, Anda masih akan dapat menikmati beberapa bagian film ini, khususnya bagian-bagian dimana duo sutradara Mark Neveldine dan Brian Taylor menghadirkan deretan tampilan visual effects yang cukup memukau. Namun, hal tersebut tentu saja tidak akan mampu menutupi lemahnya film ini secara keseluruhan. Dengan jalan cerita yang hampir sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang menarik, dengan penampilan para jajaran pemeran yang berakting seadanya, Ghost Rider: Spirit of Vengeance menandai, sekali lagi, titik rendah dalam karir Nicolas Cage sebagai seorang aktor.

popcorn-half

Ghost Rider: Spirit of Vengeance (Columbia Pictures/Hyde Park Entertainment/Imagenation Abu Dhabi FZ/Marvel Knights, 2012)

Ghost Rider: Spirit of Vengeance (2012)

Directed by Mark Neveldine, Brian Taylor Produced by Ashok Amritraj, Ari Arad, Avi Arad, Michael De Luca, Steven Paul Written by Scott Gimple, Seth Hoffman, David S. Goyer (screenplay) David S. Goyer (story Starring Nicolas Cage, Fergus Riordan, Ciarán Hinds, Violante Placido, Idris Elba, Christopher Lambert, Johnny Whitworth Music by David Sardy Cinematography Brandon Trost Editing by Brian Berdan Studio Columbia Pictures/Hyde Park Entertainment/Imagenation Abu Dhabi FZ/Marvel Knights Running time 95 minutesCountry United States Language English

2 thoughts on “Review: Ghost Rider: Spirit of Vengeance (2012)”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s