Review: The Lovely Bones (2009)


Entah mengapa, film The Lovely Bones mengingatkan saya pada Heavenly Creatures, film asal Selandia Baru yang disutradarai oleh Peter Jackson dan menjadi debut akting bagi aktris favorit saya, Kate Winslet, yang ketika itu masih berusia 16 tahun. Mungkin karena selain tema yang sedikit mirip, The Lovely Bones juga menampilkan penampilan apik dari Saoirse Ronan, aktris muda yang melejit lewat film drama period, Atonement.

Anyway, The Lovely Bones sendiri merupakan sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Alice Sebold. Naskah film ini sendiri dikerjakan oleh Jackson bersama Fran Walsh dan Phillippa Boyens, tim yang sama yang mengadaptasi trilogi The Lord of the Rings, yang sukses membawa nama Jackson ke deretan sutradara papan atas dunia.

Bercerita mengenai Susie Salmon (Ronan), seorang gadis muda dari sebuah bahagia yang menemukan dirinya kini adalah sesosok arwah setelah ia diperkosa dan dibunuh oleh tetangganya sendiri, George Harvey (Tucci). Film ini menggambarkan bagaimana Susie melihat keadaan keluarganya yang secara perlahan hancur sepeninggal dirinya, menyibak rahasia kelam dari sang tetangga pembunuh, hingga usaha Susie untuk melepaskan masa lalunya dan berjalan ke sebuah dunia baru, tempat dimana ia seharusnya berada kini.

Bagi para pembaca novel karya Sebold, termasuk saya, tentu sangat sulit untuk membayangkan bagaimana film ini akan berhasil dibuat dengan penggambaran yang tepat akan alam dimana para arwah berkumpul setelah kematian mereka. Namun, bagi seseorang yang sebelumnya sukses menggambarkan bagaimana Middle-Earth secara visual, tentu tidak akan sesulit itu bagi Jackson untuk menggambarkan bagaimana keadaan dunia sebelum menuju surga tersebut.

Dan hal tersebut berhasil! Dengan menggunakan efek visual yang cerdas, serta dibantu oleh cinematografi arahan Andrew Lesnie, Jackson mampu menggambarkan sebuah dunia yang sangat indah, sekaligus menggambarkannya sebagai sebuah tempat yang sangat sepi, misterius dan kadang mencekam. Kehebatan efek visual yang ditawarkan Jackson semakin terlihat pada sebuah scene dimana suasana dunia tersebut berubah-ubah demikian cepat. Sebuah tampilan yang indah sekaligus menakjubkan.

Dari sisi akting, tidak ada akting yang lebih menonjol di film ini daripada penampilan sang aktris utama, Saoirse Ronan, serta pemeran pembunuh Susie, Stanley Tucci. Ronan, gadis muda berusia 15 tahun asal Irlandia ini, mampu membuktikan progresivitas aktingnya dengan tampil sangat memukau. Ronan, dapat dengan mudah menampilkan kesedihan serta kesendirian yang dirasakan sang karakter, Susie Salmon, dan memberikan rasa keterikatan tersendiri bagi penontonnya dalam mengikuti kisahnya.

Lain halnya dengan Stanley Tucci. Penampilan Tucci sebagai George Harvey adalah penampilan yang sangat berbeda dari peran-peran yang ia pernah perankan sebelumnya. Lupakan sorotan mata yang hangat dan penuh komedi seperti yang pernah Anda saksikan dari perannya di The Devil Wears Prada dan Julie & Julia. Tucci di The Lovely Bones adalah sesosok pria yang dingin, misterius dan menakutkan. Dia adalah tipe tetangga Anda yang Anda kenal baik namun menyimpan begitu banyak sejarah hitam dalam hidupnya, sehingga ada baiknya Anda menjauhi dirinya.

Untuk para pemeran lainnya, seperti Mark Wahlberg, Rachel Weisz dan Susan Sarandon, walaupun porsi peran mereka di film ini terasa kurang kuat, namun tetap mampu mendukung kualitas jalan cerita yang ada.

Keunggulan lainnya dari The Lovely Bones adalah music score arahan Brian Eno yang mengisi tiap adegan di film ini dengan begitu sesuai. Score arahan Eno berhasil membuat para penontonnya terbuai dengan setiap scene indah sekaligus terasa mencekam dan mendebarkan di adegan lainnya.

Sejujurnya, adalah sangat menyenangkan untuk melihat The Lovely Bones, sebuah film yang bagi saya pribadi mempunyai sebuah chemistry yang kuat antara film dan penontonnya. Jalan cerita yang kuat dan menghantui dipadupadankan dengan akting yang kuat para pemerannya dan berbagai tampilan visual yang dapat memuaskan mata, akan membuat The Lovely Bones berada di pemikiran para penontonnya berhari-hari setelah mereka selesai menyaksikannya. Another victory for Mr Jackson.

Rating: 4.5 / 5

The Lovely Bones (2009)

Directed by Peter Jackson Produced by Peter Jackson, Fran Walsh, Carolynne Cunningham, Aimée Peyronnet, Steven Spielberg (Executive) Written by Peter Jackson, Fran Walsh, Philippa Boyens, Alice Sebold (Novel) Starring Saoirse Ronan, Mark Wahlberg, Rachel Weisz, Susan Sarandon, Stanley Tucci, Michael Imperioli, Rose McIver, Christian Thomas Ashdale, Reece Ritchie, Charlie Saxton, AJ Michalka, Carolyn Dando, Nikki SooHoo, Jake Abel, Thomas McCarthy, Evelyn Lennon Music by Brian Eno Cinematography Andrew Lesnie Editing by Jabez Olssen Studio DreamWorks Pictures, Film4 Productions, Wingnut Films Distributed by Paramount Pictures Country New Zealand, United States, United Kingdom Language English

3 thoughts on “Review: The Lovely Bones (2009)”

    1. Iyaaahhh… bakalan bagus kalo di layar lebar, paman Rangga. Saya juga bakalan nonton kalo rilis di layar lebar. The Cinematography is an absolute stunner.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s